Minggu, 15 Mei 2011

TEKNIK SAMPLING


  1. Pengertian Sampel dan Populasi

Suatu penelitian dapat bersifat penelitian populasi maupun penelitian sampel. Penelitian yang bersifat penelitian populasi artinya seluruh subyek didalam wilayah penelitian dijadikan subyek penelitian, sedangkan penelitian yang bersifat penelitian sampel hanya sebagian dari subyek penelitian dipillih dan diangggap mewakili keseluruhan. Pertimbangan yang diambil untuk tidak meneliti seliruh subyek mungkin karena terbatasnya biaya, tenaga dan waktu, atau mungkin karena dengan mengambil sebagian dari populasi sudah dapat mencerminkan sifat populasinya.
Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu(obyek penelitian) untuk suatu penelitian sehingga individu-individu (obyek penelitian) merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada obyaek yang obyek dipilih. Tujuan sampling adalah menggunakan sebagian obyaek penelitian yang diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi.Yang dimaksud populasi adalah kelompok dimana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan keloimpok lainnya
Berdasarkan keanggotaanya, populasi penelitian dapat dibagi menjadi dua kelompiok yaitu :
1.      Populasi finit yaitu populasi denga jumlah individu tertentu dan pasti. Contohnya : Seluruh mahasiswa prodi geografi FKIP UNS
2.      Populasi infinit yaitu populasi dimana jumlah anggota individu dalam populasi tidak pasti. Contohnya: orang-orang yang berobat ke pukesmas.
Berdasarkan sifatnya populasi penelitian dibedakan manjadi populasi homogen (seragam) dan populasi heterogen (beragam).
Populasi juga dibedakan menjadi populasi penelitian dan populasi hipotesis. Populasi penelitian adalah populasi yang merupakan asal muasal sampel penelitian diambil, sedangkan populasi hipotesis adalah populasi diluar populasi penelitian penelitian yang mempumyai kesamaan ciri-ciri dengan populasi penelitian
  1. Metode Pemilihan Sampel

Dalam menentukan sampel harus dirancang sedemikian rupa dengan memperhatiakn beberapa syarat dan mempergunakan teknik sampling yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam menentukan teknik sampling hendaknya tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan dan ekonomis. Oleh karena itu sebelum dilakukan penelitian harus melakukan survei terhadap kemungkinan cara penentuan sampel. Dengan survey tersebut dapat diperoleh informasi yang berharga untuk merancang dan menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang tepat.
Pemilihan sampel perlu mengikuti langkah-langkah yang sama, yaitu pengidentifikasian populasi, penentuan sampel yang dikehaendaki dan pemilihan sampel.
Ada dua teknik sampling yaitu random (memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel) dan bukan random (setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel). Teknik random untuk populasi finit dan teknik bukan random untuk populasi infinit.
Jenis sampel dikelompokkan menjadi sampel probabilitas dan sampel bukan probabilitas
1.      Sampel probabilitas adalah jenis sampel yang pengambilannya dengan menggunakan random
Ada empat teknik yaitu :
1.      Pemilihan sampel random (random sampling)
Pemilihan sampel random adalah proses pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua orang dalam populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Cara yang terbaik untuk memilih sampel yang representatif.
2.      Pemilihan sampel strata (stratified sampling)
Pemilihan sampel berstrata adalah proses pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua subkelompok pada populasi diwakili pada sampel dengan perbandingan sesuai dengan jumlah yang ada dalam populasi.
3.      Pemilihan sampel cluster (cluster sampling)
Pemilihan sampling cluster adalah pemilihan sampel dimana yang dipilih secara random bukan individual, tetapi kelompok-kelompok. Semua anggota (kelompok) mempunyai karakteristik yang sama. Setiap kelompok dari karakteristik sama disebut cluster
Pemilihan sampel sistematis adalah pemilihan sampel dimana individu-individu dipilih dari suatu daftar dengan mengambil setiap nama yang ke K, dimana K sama dengan jumlah individu pada daftar itu dibagi dengan jumlah subyek yang diinginkan untuk sampel itu.
2.      Sampel bukan probabilitas adalah sampel dimana pengambuilannya tidak memberi peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Dikenal denga tiga jenis sampel yaitu
1.      Kuota sampling yaitu sampelnya hanya menekankan pada jumlah
2.      Purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan pertimbangan karakteristik tertentu
3.      Aksidental sampling yaitu sampling yang diperoleh dengan cara siapa yang dijumpai misal orang yang berbelanja.

PERTANYAAN TENTANG MATERI
  1. Apakah yang dimaksud dengan populasi?

  2. Apakah yang dimaksud dengan sampling

  3. Sebutkan 2 bentuk teknik sampling, jelaskan ?

  4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sampel ?

  5. Pertanyaan umum mengenai sampel penelitian adalah derajat kecitrawian (representativenness) dengan populasi yang ditargetkan. Apa maksudnya

JAWABAN :
  1. Populasi adalah seluruh subyek didalam wilayah penelitian yang dijadikan subyek penelitian

  2. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu(obyek penelitian) untuk suatu penelitian sehingga individu-individu (obyek penelitian) merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada obyaek yang obyek dipilih

  3. Ada dua teknik sampling yaitu random (memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel) dan bukan random (setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel).

  4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sampel :

-          derajat keseragaman populasi
-          ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki
-          pertimbangan waktu, tenaga dan biaya
  1. Pertanyaan umum mengenai sampel penelitian adalah derajat kecitrawian (representativenness) dengan populasi yang ditargetkan maksudnya

-          Apakah sampel tersebut diambil dari populasi yang telah ditetapkan ?
-          Apakahpopulasi yang ditaretkan homogen atau heterogen ?
Apabila homogenapakah dasar pertimbangannya ; apabila heterogen apa pula dasar pertimbangannya. Kedua hal tersebut harus dikaitkan dengan variabel yang akan diteliti
-          Apakah metode pengambilan sampel sudah tepat ? ketepatan ini ditinjau dari hipotesis-hipotesis yang akan diuji atau analisis-analisi data yang akan dilaksanakn. Ketepatan juga menyangkut jumlah sampel yang dituntut oleh metodenya.

Contoh pemilihan sampel random (random sampling)
Misalnya Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi DIY dibantu staf peneliti akan memilih sampel dari guru-guru SMA untuk mengetahui sikap guru-guru terhadap pelaksanaan program ”5 hari kerja.” Peneliti yang ditugaskan menggunakAn langkah-langkah sebagai berikut untuk memilih sampel :
  1. Menentukan populasi misal jumlah guru se Kanwil Depdikbud Prop. DIY adalah 5000

  2. Menentukan besar sampel, misalnya yang dikehendaki adalah 10 % dari 5000 jadi 500 guru

  3. Meminta daftar nama guru SMA kepada kepala kanwil

  4. Dengan menggunakan daftar tersebut olehpeneliti diberi nomor dari 0000 sampai 4999

  5. Nomor random permulaan ditentukan dengan memilih nomor sembarang seperti dibawah ini :

59058
11859
53634
48708
71710
83942
33278
dst
  1. Karena populasi mempunyai 5000 anggota kita hanya memperhatikan empat digit terakhir dari nomor tersebut, jadi dalam hal ini angka tersebut adalah 3634

  2. Ada guru diberi nomor 3634 oleh karena itu guru itu termasuk terpilih sebagai sampel.

  3. Nomor selanjutnya adalah 48708 empat digit terakhir adalah 8708 karena hanya ada 5000 guru, tidak ada guru yang diberi nomor 8708. Oleh karena itu nomer tersebut tidak termasuk sebagai sampel

  4. Dengan mengunakan langkah-langkah tersebut nomer-nomer sisanya 1710, 3942, 3278 terpilih sebagai sampel. Langkah ini akan dipakai untuk nomor –nomor selanjutnya hingga 500 guru terpilih.

Variasi dari pemilihan sampel secara random adalah pemilihan sampel wilayah. Metode ini digunaskan untuk sampel yang populasinya tidak terbatas, dimana daftar populasinya tidak ada, atau bilapenyebaran tempat individunya tidak teratur. Misal dalam suatu penelitian, seorang peneliti ingin memilih sampel dari populasi lurah diseluruh indonesia. Disisni pemilihan sampel secara random tidak praktis, digunakan pemilihan sampel wilayah
Dari 27 propinsi di Indonesia dapatlah dipilh misalnya 15 propinsi secara random. Dari 15 propinsi itu semua kabupaten dan kotamadya didaftar dan dipilih (misalnya 60 kabupaten dan kotamadya). Kemudian dari ke 60 kabupaten dan kotamadya tersebut semua kecamatan yang ada didaftar dan dipilih misalnya 30 kecamatan secara random. Tidak sulit mengumpulkan daftar lurah dari 30 kecamatan, sehingga dapat dipilih suatu sampel random dengan 150 individu.
Metode ini mungkin mengandung unsur bias karena subwilayah  yang dipilih tidak sama besarnya (misal kabupaten hanya memiliki 10 kecamatan).

Contoh Pemilihan sampel Strata (Stratified sampling)
Langkah – langkah pemilihan sampel strata sama persis pada pemilihan secara random kecuali pemilihan secara random hanya dilakukan pada subkelompok  populasi bukan pada populasi secara keseluruhan. Pemilihan sampel strata mempunyai langkah-langkash sebagai berikut :
  1. Tentukan dan sebutkan populasinya

  2. Tentuka besarnya sampel yang dikehendaki

  3. Identifikasikan variabel-variabel dan subkelompok (strata) yang dianggsp menjamin pewakilan yang tepat (dengan perbandingan sama).

  4. Klasifikasikan semua anggota populasi.

  5. Pilihlah dengan cara random sejumlah individu yang dikehendaki dari masing-masing subkelompok.

Apabila Kepala Kanwil ingin mendapatkan perwakilan guru-guru matematika sesuai dengan tingkatan sekiolahnya, peneliti akanmengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Misal populasi guru matematika adalah 5000

  2. Besarnya sampel yang dikehendaski adalah 10% dari 5000 guru yaitu 500

  3. Variabel minat adalah tingkatan sekolah dan ada 3 subkelompok SD, SMP, SMA.

  4. Klasifikasi guru-guru sesuai dengan subkelompok masing-masing . Dari 5000 guru 65% atau 3250 adalah guru SD, 20% atau 100 guru SMP, 15% atau 750 adalah guru SMA

  5. Kita menginginkan 500 guru. Karena kita menginginkan perbandingan perwakilan 65% dari sampel (325 guru) haruslah guru SD, 20% (100 guru) adlah guru SMP, dan 15%(75 guru) adlah guru SMA. Oleh karena itu dengan menggunakan nomor-nomor tabel random, 325 dari 3250 guru SD dipilih secara random, 100 dari 1000 guru SMP, dan 75 dari 750 guru SMA danmasing-masing dipilih dengan cara yang sama.


Contoh Pemilihan Sampel Cluster
Langkah – langkah pada cluster sampling adalah sama dengan langkah pada random sampling kecuali bahwa yang dipilih secara random adalah kelompok-kelompok atau cluster bukan individual. Pemilihan sampel seara cluster mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Tentukan dan definisikan populasinya

  2. tentukan jumlah sampel-sampel yang dikehendaki

  3. Tentukandan definisikan cluster yang logis

  4. Sebutkan cluster-cluster tersebut yang terkandung dalam populasi

  5. Taksirlah jumlah rata-rata anggota populasi setiap cluster

  6. Tentukan jumlah cluster yang diperlukan dengan membagi besarnya sampel dengan ukuran sampel yang ditaksir

  7. Pilih secara random jumlah cluster yang dibutuhkan

  8. Maasukkan pada penyelidikan itu setiap populasi pada tiap-tiap cluster yang dipilih.

Apabila Kepala Kanwil ingin memperoleh sampel dari guru-guru SMP dengan menggunakan pemilihan secara cluster, peneliti akan mengikuti langkah-langjkah sebagi berikut :
  1. Populasi adlah 5000 guru SMP

  2. Besarnya sampel yang diinginkan adalah 500

  3. Cluster yang logis adalah sekolah

  4.  Daftar semua sekolah SMP adalh 100sekolah

  5. Meskipun jumlah guru setiap sekolah bervariasi, jumlah guru rata-rat tiap sekolah adalah 50

  6. Jumlah anggota cluster (sekolah) yang diinginkan sama dengan jumlah sampel dibagi dengan rata-rata jumlah guru tiap-tiap cluster, 50.Jadi jumlah sekolah yang diinginkan adalah 500 dibagi 50 sama dengan 10

  7. Oleh karena itu 10 dari 100 sekolah akan dipilih secara random. Semua guru pada tiap-tiap sekolah dari 10 sekolah yang terpilih termasuk didalam sampel (10 sekolah, 50 guru tiap sekolah sama dengan jumlah sampel yang dikehendaki)


Sumber : sumanto.1995. Metode penelitian sosial dan pendidikan. Yogyakarta: andi offset

Tidak ada komentar:

Posting Komentar