Selasa, 17 Mei 2011

Perkembangan Peserta Didik


BAB 1

PENDAHULUAN

            Anak sebagai individu yang masih bersifat potensial  merupakan asset yang sangat berharga yang dalam perkembangannya harus selalu dipandu dan dibimbing. Sebagai individu yang utuh, anak memiliki dasar mental yang mencirikan vitalitas hidupnya. Dasar mental yang dimiliki anak meliputi, rasa ingin tahu, minat, dan rasa ingin menemukan sesuatu. Dasar mental tadi merupakan modal yang sangat berharga bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, mental anak harus dipupuk dan dikembangkan secara positif bagi kepentingan anak itu sendiri.
            Agar mempunyai sikap mental yang positif, kita sebagai pendidik harus mengarahkannya  untuk mempunyai mental yang  bertanggungjawab. Selain itu anak perlu sejak usia dini untuk bersosialisasi dengan manusia maupun lingkungan alam agar tarcipta kehidupan yang serasi dan seimbang.
            Sebagai insan yang masih bersifat potensial mereka mempunyai mental yang berkembang dan dapat dikembangkan. Kemampuan itu terdiri dari itellegensi, emosi, dan ketrampilannya. Ketiga mental tersebut selain secara spontan berkembang, secara terarah juga harus dikembangkan dan ditingkatkan. Disinilah pendidikan mempunyai peranan penting.
            Pada pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan harus terarah, teratur, dan terencana  sesuai porsi perkembangan dasar dan kemampuan mental anak. Agar tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai secara maksimal, Oleh karena itu para tenaga pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas, baik dilihat dari aspek kognitif maupun afektif.

BAB II
ISI

A.    PERANAN PENDIDIKAN BAGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Akhir akhir ini banyak masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Merosotnya pertumbuhan ekonomi, selain itu tak kalah seriusnya, yaitu tertinggalnya/buruknya sistem pendidikan di Indonesia yang menduduki peringkat paling bawah di dunia. Oleh karena itu anak didik yang sedang dibina hari ini dan yang akan datang, harus ditingkatkan kemampuan intelektualitasnya aar memiliki dedikasi yang tinggi dan menghadapi masalah kedepannya. Disini pendidikan dengan segala perangkatnya harus berwawasan ke hari mendatang

B.     KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI GURU DALAM MENDIDIK ANAK     
Untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang memuaskan, maka dituntut adanya kemampuan guru yang memadai. Oleh karena itu, jika seorang guru ingin mengemban tugas tersebut secara baik sesuai dengan apa yang dicita - citakan, maka harus memiliki kemampuan dasar yang dapat menjamin pelaksanaan tugasnya sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sebelum mengembangkan tugas maka seorang guru harus memiliki kemampuan dasar sebagai berikut:
- Menguasai bahan yang meliputi bahan bidang studi dan bahan pengayaan.
-  Mengelola progam belajar mengajar  yang meliputi, perumusan tujuan             instrukional, mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik, serta merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
-  Mengelola kelas meliputi pengaturan tata ruang kelas untuk pengajaran,  dan penciptaan iklim belajar mengajar yang sesuai
- Menggunakan media/sumber pengajaran yang meliputi pengenalan,  pemilihan penggunaan media, pembuatan alat - alat  bantu sederhana,  penggunaan dan pengelolaan laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar, penggunaan perpustakaan, penggunaan unit micro teaching.
-  Menguasai landasan landasan kependidikan.
-  Mengelola interaksi belajar mengajar.
-  Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
- Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
-  Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
-  Memahami prinsip - prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Dari ketentuan dasar diatas masih dapat ditambahkan, yaitu kemampuan diri sendiri dalam menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pendidikan pada khususnya.
Seorang guru sangat dituntut perhatian dan ketekunannya meningkatkan diri dalam memperluas dan memperdalam ilmu  pengetahuan yang berkenaan dengan bidang pendidikan dan pengajaran yang menjadi tanggung jawab tugas pekerjaannya. Ia dituntut kemampuan menguasai hakikat ilmu atau bidang studi yang diajarkan. Ia dituntut kemampuan menguasai tujuan pendidikan secara praktis dan teoritis berkenaan dengan bidang pendidikan dan atas bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini didasarksan atas pengertian bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan kegiatan yang berlandaskan suatu tujuan, dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, guru dituntut menguasai juga berbagai teknik, strategi, metode yang serasi dengan bidang pendidikan dan bidang studi  yang disajikan.
Lebih jauh lagi kemampuan menguasai materi dengan segala aspek yang berkaitan dengannya, guru dituntut menguasai hakikat perkembangan  anak yang menjadi subjek utama pada pendidikan. Oleh karena itu, penguasaan dasar - dasar psikologi, khususnya psikologi anak dan psikologi perkembangan, merupakan bagian yang secara mutlak dituntut dari seorang guru. Salah satu tujuan pendidikan yang kita laksanakan bertumpu pada kepentingan anak.
Pada proses pelaksanaan pendidikan dan pengajaran langsung kepada anak dan guru dituntut kemampuannya dalam menciptakan suasana yang serasi dengan pokok bahasan dan tujuan yang harus dicapainya. Oleh karena itu, guru dituntut kemampuannya untuk mengelola kelas dalam  arti yang seluas-luasnya, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pembinaan proses belajar mengajar baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Inilah hakikat pengelolaan kelas tersebut.
Perkembangan mental anak yang menjadi subjek dalam pendidikan dan pengajaran, daya konseptual juga berkembang dari konkret kepada tingkat makin abstrak. Hal ini sesuai dengan sifat ilmu pengetahuan yang makin teoritis. Oleh karena itu, disini guru dituntut mampu menggunakan dan memanfaatkan  berbagai media pengajaran yang serasi dengan bahasan, sifat ilmu pengetahuan, dan yang paling utama perkembangan pada anak didik. Dalam proses pembinaan konsep yang menjadi salah satu bentuk proses dalam pendiikan dan pengajaran berlangsung dari tingkat yang paling konkret  kepada tingkat yang  paling abstrak. Dengan demikian, kemampuan guru memanfaatkan dan menggunakan media pengajaraan  yang  serasi sangat dituntut disini.
Suatu pendidikan  dan pengajaran bertumpu pada satu tujuan. Tujuan tersebut sudah pasti dilandasi oleh nilai dan kepentingan yang telah disesuiakan dengan kebutuhan hidup manusia sebagai suatu pribadi dan sebagai anggota masyarakat oleh karena itu, pendidikan ini tidak dapat dilepaskan dari keyakinan filosofis berkenaan dangan hakikat manusia dan kehidupannya. Berlandaskan hal yang demikian itu, setidak tidaknya seorang guru dituntut untuk menguasai dasar landasan-landasan kependidikan. Bahkan lebih jauh daripada itu, guru juga harus memiliki kemampuan dasar penelitian sekurang-kurangnya yang sesuai dengan bidang pendidikan dan pengajaran
yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk kepentingan itu semua, guru harus mampu mengembangkan kemampuan pribadinya sejalan dengan perkembangan kehidupan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang menjadi dasar kemajuan dewasa ini.
Dari uraian diatas kesemuanya itu, merupakan tuntutan berat bagi guru. Tetapi bila kita menyadari bahwa proses  “memanusiakan manusia”  tidak bisa lain kecuali melalui pendidikan, tuntutan tadi merupakan tuntutan yang mulia bagi semua yang berkepentingan dalam pendidikan. Pada proses pendidikan, ada tiga aspek utama yang tidak terpisahkan satu sama lain. Ketiga aspek tersebut itu adalah anak yang menjadi subyek utama, materi pendidikan dan pengajaran sebagai bahan yang harus diproses dan guru sebagai pelaksanaanya. Perpaduan dari tiga aspek inilah yang memberikan warna terhadap hasil pendidikan.

C.    STRATEGI DALAM PENGAJARAN
Yang dimaksud dengan strategi adalah suatu usaha atau tindakan yang diarahkan kepada sasaran untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan konsep tersebut, teknik strategi mengajar adalah cara berusaha dan bertindak yang diarahkan pada anak didik untuk mencapai tujuan instruksional . Dalam hal ini tekanan tujuan itu dapat diarahkan untuk berani bertanya, pembinaan konsep,  penanaman nilai dan sikap, pengembangan ketrampilan, dan pengembangan berpikir kritis.                              
a)      Tata cara berfikir aktif
Media yang paling praktis dalam berkomunikasi adalah bertanya, oleh karena itu untuk bertanya secara efektif, diperlukan prasyarat keberanian, kemampuan berbahasa, dasar-dasar efektif terhadap masalah yang ada disekitarnya. Untuk memupuk keberanian bertanya dan untuk mampu bertanya secara terarah, guru harus mengembangkan strategi prosedur bertanya kepada anak didiknya. Kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk bertanya. Sebelum kita mencari jawaban persoalan atas pertanyaan tersebut, lebih dulu kita mengoreksi apakah pertanyaan itu telah tersusun secara baik dan tepat.
Pada kesempatan ini yang paling penting  membina dan memupuk keberanian anak didik untuk bertanya.
 Atas pertanyaan yang telah diajukan tadi, seorang guru seharusnya jangan terlebih dulu/langsung memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, melainkan memberi kesempatan pada siswa yang lainnya untuk menjawab. Dengan demikian kita telah membawa anak didik kita dalam sistem belajar yang aktif. Disini kita juga harus mengoreksi jawaban-jawaban untuk mengarahkan pada bentuk jawaban yang terarah. Selain itu tujuannya adalah untuk memupuk keberanian menjawab dan menyusun jawaban secara mandiri, tentunya hal ini diperlukan proses yang berangsur-angsur.
b)   Pembinaan konsep
Konsep dalam studi sosial merupakan kata atau ungkapan yang memiliki ciri menonjol dan tidak dapat dipisahkan dari konteks studi sosial itu. Kata atau ungkapan yang dapat dikategorikan ke dalam konsep, memiliki pengertian denotatif dan konotatif. Konsep tersebut merupakan pengertian secara abstrak tentang gejala atau benda yang erat hubungannya dengan suatu pengertian. Selanjutnya konsep itu memiliki pengertian  kata atau ungkapan yang kita ketahui dalam kamus. Sedangkan pengertian konotatif adalah pengertian luas meliputi pengertian-pengertian fungsi, proses, dan lain lain yang terkandung dalam ungkapan atau kata tadi. Jika di dalam diri seseorang yang mempelajari konsep telah terbina pola visual atau pola mental tentang kata atau ungkapan yang berkenaan dengan pengertian konotatifnya maka orang tersebut telah terbina konsep.
c)   Pengembangan ketrampilan
Ketrampilan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan kita yang penuh masalah dan tantangan. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang mengalami perubahan yang cepat, tanpa memiliki ketrampilan maka akan terbelakang terhadap dunia ilmu pengetahuan. Ketrampilan terdiri dari tiga yaitu ketrampilan fisik, intelektual, dan ketrampilan sosial.
Ketrampilan fisik yaitu berhubungan dengan manipulasi anggota badan termasuk panca indra.dapat dibina dan dikembangkan pada  proses belajar, misalnya ketrampilan menggambar, menggunakan alat alat praktikum.
Ketrampilan intelektual  yang meliputi kecepatan berpikir kecepatan menanggapi persoalan kecepatan mencari alternative pemecahan masalah. Hal ini dapat dikembangkan dengan cara anak didik dijarkan memberi tanggapan terhadap suatu masalah.
Ketrampilan sosial yaitu meliputi kerja sama, bergotong royong dan terampil membantu pihak lain yang memerlukannya. Hal ini dapat dikembangkan dengan pemberian tugas kelompok, kegiatan tersebut harus dipandu agar pengerjaan tugas tarsebut tidak terpusat pada salah satu anggota. Dalam suatu kelompok harus mendapat bagian tugas masing-masing, kemudian dari bagian tugas tadi semua anggota kelompok memadukan pekerjaan antara anggota yang satu dengan yang lainnya.
d)   Pengembangan berfikir kritis
 Disini para anak didik diajak untuk berpikir aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mencari solusi pemecahan terhadap suatu masalah. Memperoleh sikap, ketrampilan, dan kemampuan demikian itu tidak cukup dari informasi guru, tetapi anak didik diajak untuk terlibat dalam menganalisis masalah, memberi tanggapan dan pendapat pribadi, hal ini dapat memupuk anak didik untuk berfikir secara kritis.                
Selain metode-metode diatas seorang guru harus mampu mengidentifikasi sikap para peserta didik, apakah anak didik itu memiliki motivasi yang tinggi atau rendah. Pada anak didik yang memiliki motivasi rendah harus mendapat perhatian khusus dari guru. Hal ini bertujuan agar anak didik tersebut tidak tidak tertinggal dalam mengikuti materi yang disampaikan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik /diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
-          Pendidikan sangat penting keberadaannya dalam proses pembelajaran dan proses pemanusiaan manusia.
-          Guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan diri sendiri dalam menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan.
-          Guru dituntut untuk menguasai hakikat perkembangan anak didik sebagai subjek utama dalam pendidikan
-          Guru harus mampu menciptakan suasana yang serasi dengan pokok bahasan dan tujuan yang dicapainya.
-          Guru harus memiliki kemampuan dasar sekurang - kurangnya yang sesuai dengan bidang pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
-          Seorang guru juga harus mempunyai strategi pengajaran untuk mengatasi permasalahan seorang anak yang mempunyai motivasi rendah.


DAFTAR PUSTAKA

Sumaatmadja, Mursid. 1997. Metodologi Pengajaran Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.
Henry, Paul dan Janeway, John. 1984. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Erlangga. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar