Selasa, 18 Oktober 2011

Teori Continental Drift


TEORI LAURASIA-GONDWANA

Ada banyak teori mengenai hal ini
1)Teori Kontraksi
Bumi tlh mengalami pendinginan dlm jangka waktu yg sgt lama. massa yang sgt panas bertemu dgn udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara 1 tempat dn tmpt lain (James Dana dan Elie Baumant)

2)Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi slalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus berlangsung hingga kini, ditunjukan dgn adanya pergeseran daratan (benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua2 di muka bumi pernah berkumpul menyatu, menjadi sbuah benua besar (supercontinent) brnama Laurasia di utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan2 bergerak ke arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Dan membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)
3) Teori apungan benua
Bentuk muka bumi berawal dari pergeseran benua. Berdasarkan kejadiannya, muka bumi awalnya adlh benua besar yg disebut Pangea, lalu benua tsb geser dn pecah ke arah ekuator dn barat. Pndapat ini diperkuat dgn adanya prsamaan bentuk garis pantai, antara amrik slatan dan benua afrika, serta adanya persamaan lapisan batuan dan fosil d daerah tsb. Dlm skema teori ini, sampai sekarang pulau kita terus mengalami perkembangan dan pergeseran terus menerus. Rata2 2 cm/tahun.(Alfred Wegener)
4)Teori lempeng tektonikTeori ini adalah yg paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yg kluar di bagian tengah dasar samudra. Aliran ini kemudain meyebar ke kedua sisinya, sehinga diduga ada penambahan materi kerak bumi. Namus, menurut penelitian, tdk ada tambahan materi kerak bumi karena di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam, yang lebur bercampur dgn materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tadi merupakan daerah tumbukan lempeng benua, yang biasanya ditandai oleh deretan palung laut dan pulau vulkanis. Pada daerah tumbukan ini, aktivitas gempa Bumi sgt sering trjadi, aktivitass pergeseran kerak bumi yang brlangsung terus menerus.(Mc Kenzie dan Robert Parker, yg kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson)Mengapa pulau didunia terpecah belah?

Rodinia, Pangaea, Laurasia dan Gondwana – Bagian 2

Dongengnya Cak Min – Minarwan
Ini artikelnya tapi terbagi 2 bagian, pertama mengenai Alfred Wegener & Teori Continental Driftnya dan kedua mengenai informasi umum tentang Pangaea. Saya perlu baca lebih banyak untuk masuk ke level yang lebih detil.
Alfred Wegener & Teori Continental Drift
Tiga abad sebelum ALFRED LOTHAR WEGENER (1880-1930) membuktikan bahwakemiripan garis pantai sebelah timur benua Amerika Selatan denganpantai sebelah barat benua Afrika terjadi karena kedua benua itupernah “bersatu”, ABRAHAM ORTELIUS pembuat peta asal Belanda telahmengamati fenomena yang sama dan berpendapat bahwa Amerika dipisahkan
dari Eropa dan Afrika oleh gempa bumi dan air bah (1596).
Kemudian pada tahun 1858, seorang geografer bernama ANTONIOSNIDER-PELLEGRINI membuat 2 kartun model yang menunjukkan posisi danbentuk benua Amerika Selatan dan Afrika sebelum dan sesudah terpisah.Modelnya aneh, terutama bentuk bagian selatan Argentina/Chile. Dikartun model versi Snider-Pellegrini ini, bagian Patagonia digambarkantertekuk melengkung dari arah barat ke selatan kemudian ke timur danberbalik ke utara, melingkari bagian selatan Afrika dan ujungPatagonia dibuat hampir menyentuh Madagaskar. Entah Snider-Pellegriniserius atau tidak saat mengerjakan kartunnya, imajinasinya secaratidak langsung juga telah menunjukkan bahwa Amerika Selatan dan Afrika
dulu pernah berdampingan.
Tapi imajinasi kedua orang yang baru diceritakan di atas tak pernahdilontarkan menjadi sebuah teori ilmiah sampai sekitar tahun 1910an.Pada musim gugur tahun 1911, saat sedang menghabiskan waktu diperpustakaan Universitas Marburg (Jerman), Wegener menemukan makalahpalaeontologi tentang kesamaan jenis fosil-fosil tumbuhan dan hewan diAmerika Selatan dan Afrika, padahal, kedua benua itu dipisahkan olehSamudera Atlantik yang luas. Rasa penasaran Alfred Wegener membuatnyamencari lebih banyak informasi mengenai kesamaan-kesamaan fosil di duatempat terpisah tersebut, hingga akhirnya ia berpikir, “Mungkinkahkesamaan fosil-fosil di kedua sisi Atlantik terjadi karena dulu benua
Afrika dan Amerika adalah satu kontinen?”
Menurut para ahli geologi saat itu, model evolusi pembentukan SamuderaAtlantik cuma sederhana saja. Gundu bulat disangka baut, dahulu daratsekarang laut. Penyebabnya? “Cuma” karena “jembatan penghubung” keduadaratan itu kolaps kemudian sekarang menjadi dasar laut. Sadar akanmodel sederhana ini telah diterima sebagai sebuah kebenaran, Wegenerberusaha mencari bukti-bukti geologi lebih banyak untuk mendukungteori yang hendak ia lemparkan ke forum ilmiah. Ia pun menemukan bahwaPegunungan Appalachian di bagian timur Amerika Utara tersambung dengandataran tinggi Skotlandia (Highlands) dan perlapisan batuan KarrooSystem di Afrika Selatan identik dengan perlapisan batuan SantaCatarina System di Brazil. Wegener kemudian menulis sebuah buku yangberjudul “The Origin of Continents & Oceans” (judul asli dalam bahasaJerman) pada tahun 1915, di mana teori Continental Drift
dipublikasikan.
Wegener, yang sebenarnya adalah seorang astronomer (Ph.D UniversitasBerlin, 1904) dan bekerja sebagai meteorologist, tapi memiliki hobi dibidang ilmu kebumian, segera menjadi sasaran cemoohan ahli-ahligeofisika dan geologi kala itu. Ahli ilmu kebumian memang manusia yanganeh. Mereka cenderung sulit menerima sebuah teori baru, maupunsekedar sebuah pendapat lain atas keyakinan mereka sendiri, hanyakarena mereka tidak tahu atau tidak paham tentang apa yang orang lainbicarakan. Ketika sudah merasa menjadi seorang ahli, mereka berpikirsudah tahu tentang segala hal, apalagi jika apa yang mereka belaadalah “kebenaran umum” yang berlaku. Padahal, jalan pikiran merekahanya berdasar atas konsep-konsep ilmu kebumian, data-data dan teknikpengambilan data yang “ada” pada saat itu juga, bukan data dan alat
baru yang ditemukan/diciptakan di masa depan.
Sikap emosional seorang ahli geologi bernama DR. ROLLIN T. CHAMBERLINdari Universitas Chicago membuatnya menulis sebuah makalah berjudul“Some of the objections to Wegener’s theory” (1928) dan memulaitulisannya dengan pertanyaan, “Bisakah kita menyebut geologi sebagaisebuah ilmu jika ada perbedaan pendapat yang begitu hebat untukhal-hal dasar hingga teori semacam ini terus berkeliaran?”. Dr.Chamberlin berpendapat bahwa hipotesis Wegener sama sekali takberdasar dan fakta-fakta yang Wegener paparkan hanyalah fakta yanganeh dan buruk, seperti sebuah permainan tanpa peraturan. Masalahterbesar di teori Wegener yang membuat para ahli menolaknya adalahmekanisme perpindahan kontinen yang menurut Wegener terjadi karenadaratan bergeser dengan dasar laut sebagai bidang pergeserannya. “Gayasebesar apa yang bisa menarik daratan hingga terpisah begitu jauh diatas dasar laut sebagai bidang geser tanpa mematahkan dasar lautnya?”
demikian tanya HAROLD JEFFREYS, ahli geofisika Inggris.
Ekspedisi-ekspedisi geologi dilakukan oleh Wegener pada tahun 1920,1922 dan 1929 untuk mencari lebih banyak fakta guna mendukungteorinya. Dalam ekspedisi terakhir, Wegener tewas setelah berhasilmengantarkan suplai makanan kepada koleganya yang sedang melakukanpenelitian di tengah belantara es Greenland, hanya beberapa harisetelah ulang tahunya yang ke-50. Kelak, seperti yang telah kitaketahui, berawal dari eksplorasi permukaan laut dan kerak bumi, teoriContinental Drift Wegener menjadi embrio bagi teori Tektonik Lempeng,di mana kerak bumi baik kontinen maupun kerak samudera ternyatabergerak di atas asthenosfer jadi bukan di atas dasar laut seperti
hipotesis Wegener.
PangaeaKontribusi Wegener bagi kelahiran teori Tektonik Lempeng di tahun1960-an tentu tidak bisa diabaikan. Di buku “The origin of continentsand oceans” edisi tahun 1920 (ada juga yang menyebutkan nama Pangaeasudah diperkenalkan sejak edisi 1915), Wegener berpendapat bahwa semuabenua yang ada sekarang sebenarnya pernah bersatu sekitar 225 jutatahun yang lalu (Ma), yaitu pada Periode Trias Akhir (sudah masuk EraMesozoik). Daratan maha luas ini ia beri nama Pangaea, sebuah kata
dalam bahasa Yunani yang berarti “semua daratan”.
Rekonstruksi lempeng tektonik modern dengan menggunakan datapalaeo-magnetik memperlihatkan Pangaea sudah menjadi daratan berbentukseperti huruf “C” pada sekitar 255 Ma (Permian Akhir). Pusatsuperkontinen Permian ini adalah Afrika, sedangkan di sebelah baratada adalah Amerika Selatan, di baratlaut ada Amerika Utara, di utaradan timur laut ada Eropa, Asia dan Cina Utara, sedangkan di tenggaradan selatan ada India, Antartika dan Australia. Di sebelah timur? Adalautan bernama Tethys, dan terakhir di sebelah timurnya Tethys, adaCina Selatan. Sedangkan laut mahaluas yang mengelilingi Pangaeadinamakan Panthalassa. Pusat superkontinen Pangaea ditengarai beradadi sekitar garis ekuator, kira-kira seperti posisi Indonesia sekarang
(tentu saja secara garis lintang).
Apa bukti keberadaan Pangaea selain rangkaian-rangkaian pegununganyang identik seperti Appalachian-Scottish Highlands dan Karroo-SantaCatarina Systems seperti yang dikemukakan pertama kali oleh Wegener(1915)? Jawabannya adalah fosil-fosil genus Lystrosaurus dan genusMesosaurus dan flora genus Glossopteris. Lystrosaurus adalah sejenisreptil pemakan tetumbuhan yang konon sebesar babi, dengan ekor lancippendek, kaki pendek, daun telinga kecil dan kepala seperti harimauyang hidup pada Periode Permian-Trias. Entah palaeontologist mana yangberhasil merealisasikan imajinasi rupa Lystrosaurus ini, konon ia
pernah hidup di Antartika, India, Afrika Selatan dan Cina.
Mesosaurus adalah sejenis reptil amfibi yang hidup di air tawar.Bentuknya kira-kira seperti cecak, tapi kepalanya seperti buaya,badannya fleksibel dan konon ekornya dapat digunakan sebagai semacamsirip untuk berenang. Tidak jelas berapa ukurannya dan hidup padaberapa juta tahun yang lalu. Fosil ini ditemukan di Brasil dan Afrika
bagian barat.
Superkontinen Pangaea lalu mulai terpecah pada Periode TriasAkhir-Juras (Vaughan & Storey 2007), menghasilkan dua superkontinenyang lebih kecil yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurasia yang bergerakke arah utara. Intra-continental rifting kemudian diikuti sedimentasiendapan darat lalu diisi oleh air laut, menjadi Laut Atlantik bagianutara. Rift basins yang terbentuk saat Pangaea pecah masih bisadilihat di bagian Central Atlantic Margin, baik sebelah Amerika Utara
maupun Moroko (Olsen, 1997).
Kali ini cukup sekian dulu. Banyak sekali referensi yang bisa dibacamengenai Pangaea, terutama tentang bukti-bukti yang lebih detil.Artikel ini masih umum sekali, baru memuat sedikit sejarah, deskripsibentuk, bukti umum dan kapan Pangaea pecah. Minggu depan saya cobakumpulkan referensi lebih banyak untuk bercerita lebih panjang tentang
Pangaea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar