Jumat, 12 Agustus 2011

Hanya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah Dunia Menjadi Baik


Seandainya kita kaji lebih dalam maka kita akan dapati bahwa carut marut yang terjadi di negeri ini disebabkan karena kualitas moral bangsa ini yang rendah. Rendahnya kualitas moral bangsa ini ditunjukkan oleh maraknya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku.
Di tataran akar rumput tindakan anarki terjadi dimana-mana. Sejak tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku kriminal sampai pemaksaan kehendak dan perusakan saat melakukan demonstrasi. Perkelahian antar pelajar, antar kampung sampai perang antar suku berulang kali terjadi.
Di tataran elit pemerintahan mafia hukum, mafia pajak, sampai mafia pemilu menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah diselesaikan. Karena mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam, maka penyumbang kerusakan terbesar di negeri ini tentunya juga ummat Islam.
Pertanyaannya adalah, mengapa ummat Islam yang seharusnya menjadi ummat yang terbaik ini justru menjadi penyumbang kerusakan terbesar? Jawabnya sederhana: “Karena peri kehidupan mereka jauh dari nilai-nilai moral yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah”.
Bangsa Arab terkenal berthabiat keras, kasar, suka mabuk, suka berjudi, suka main perempuan, suka merampok, suka berperang, memperbudak tawanan perang, membunuh anak wanita mereka sendiri. Bangsa padang pasir yang beringas ini berubah menjadi lemah lembut dan berakhlaq mulia setelah diutusnya Rasulullah Muhammad SAW dengan membawa Islam.
Allah memberitakan kepada kita bahwa sebelum kedatangan Rasulullah SAW bangsa Arab adalah bangsa yang benar-benar sesat [QS Ali Imran : 164].

لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Nilai-nilai moral Islam yang tertuang di dalam Al-Qur’an yang mereka pelajari dan peri kehidupan Rasulullah SAW yang mereka teladani telah mampu merubah karakter mereka menjadi pribadi unggul, sehingga mendapat apresiasi dari Allah sendiri berupa sebutan sebagai ummat yang terbaik, khaira ummah. [QS Ali Imran : 110]

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. 
Dengan merujuk pada kenyataan itulah Presiden RI, Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara silaturrahmi dengan para peserta Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits di Istana Negara, Selasa, 28 Juni 2011 mengajak ummat Islam untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah agar ummat Islam berhasil membangun suatu peradaban besar yang unggul dan maju. [Republika, 30 Juni 2011]
Beliau menghimbau agar ummat Islam menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara. Seandainya ummat Islam seluruhnya menyambut himbauan beliau, maka insya Allah dalam waktu yang relative singkat bangsa ini akan menjadi bangsa yang berakhlaq mulia, tha’at kepada hukum, tidak anarki, tidak destruktif, memiliki kepedulian terhadap sesama, memiliki produktivitas tinggi, dan memiliki segudang sifat-sifat mulia yang lain.Sudah pasti bangsa yang demikian akan disegani dan dihormati dalam pergaulan dunia.
Memang seharusnya demikian, Imam Malik pernah mengatakan bahwa: “Laa yushliha aakhira haadzihil ummati illaa maa ashlaha awwalahaa.”(Tidak akan memperbaiki keadaan ummat yang akhir ini, melainkan dengan apa yang pernah memperbaiki ummat pertamanya).
Semoga bangsa ini segera sadar, bahwa tidak ada yang bisa menjadikan baik ummat manusia kecuali dengan kebijakan-kebijakan Allah, Yang telah menciptakan manusia yang tertuang dalam Al-Qur’an..
Al Ustadz Drs. Ahmad Sukina
Ketua Umum Majlis tafsir Al-Qur’an (MTA)
~oO[ @ [Oo~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar